Laman
Senin, 03 Januari 2011
Uniknya Mudik Lebaran di Tanah Purworejo (kutipan dari kompasiana )
Menjelang hari lebaran (idul fitri) dipastikan terminal dan beberapa stasiun di Purworejo mulai dibanjiri oleh para pemudik yang pulang dari kota-kota perantauannya. Ada yang dari Jakarta, Surabaya, Bandung, Bogor, Tangerang, Padang, dsb. Nampak dari raut wajah mereka begitu “sumringah” dan bahagia saat bertemu dengan keluarga yang menjemputnya. Walaupun capek, lelah dan “emosi” selama perjalanan mudik, namun semua rasa itu cair seketika saat senyum kerinduan saling terlempar dari bibir mereka. Suasana yang berbeda mulai tampak pula di beberapa ruas jalan Purworejo. Kemacetan pun tidak bisa dihindari lagi, khususnya di ruas-ruas jalan Purworejo yang memang sedang dalam tahap perbaikan.
Sekarang ini masyarakat Purworejo masih memilih kereta api sebagai alternative utama dalam melakukan mudik lebaran. Di samping harganya yang relative terjangkau oleh berbagai lapisan masyarakat, juga dirasakan lebih aman jika dibandingkan mudik lewat angkutan bus, mobil pribadi, ataupun sepeda motor. Namun ada beberapa masyarakat Purworejo yang belakangan ini memilih untuk mudik dengan meyewa travell.
Mudik lebaran di tanah Purworejo memang penuh kisah-kisah unik. Ada pemudik yang jauh-jauh dari Jakarta hanya ingin melihat Bedug Bagelen di Masjid Kauman Purworejo yang konon terbesar di dunia itu. Ada yang ingin melihat sawah karena di kota sudah terlalu bosan melihat kemacetan dan keruwetan lalu-lintas. Ada yang menyempatkan diri untuk takziah di makam leluhurnya (nah ini baru patut dicontoh, hehehe). Namun dari pantauan penulis di lapangan, ternyata para pemudik asal Purworejo banyak yang mengisi liburannya dengan mengunjungi beberapa objek wisata yang ada di sana. Seperti Jatimalang Beach, Ketawang Beach, Goa Seplawan, Museum Tosan Aji, dsb.
Yang lebih unik lagi biasanya para pemudik lebih suka mengunjungi Jatimalang Beach pada pagi atau sore hari. Memang Jatimalang Beach tidak seindah Pantai Sanur ataupun Pantai Kuta di Bali. Namun ada banyak hal unik yang bisa kita jumpai hanya di Jatimalang Beach itu. Pantai Jatimalang terletak di kecamatan Purwodadi-kabupaten Purworejo. Ombaknya sangat besar karena langsung berhadapan dengan samodra Hindia. Dan pasirnya bukanlah pasir putih. Entah kekuatan apa yang dimiliki Jatimalang Beach ini, hingga hampir setiap pemudik yang datang ke Purworejo menyempatkan untuk berkunjung ke sana. Dalam hal ini lebih didominasi oleh para kawula muda yang biasanya bertujuan untuk menghilangkan kejenuhan dan mengisi sisa-sisa waktu libur mereka. Banyak pula kawula muda yang pacaran ataupun sekedar tebar pesona. Hahaha, aku nggak ikut-ikutan ah!
Itulah sedikit cerita singkat keunikan mudik lebaran yang penulis pantau dan jumpai di wilayah Kabupaten Purworejo. Mudik Lebaran di Purworejo menjadi semakin menyenangkan dengan berbagai kisah unik yang selalu mewarnainya. Di samping itu kota Purworejo berirama dengan hamparan laut, sawah dan pegunungan yang ada di sana, membuat kota yang satu ini semakin unik dan menawarkan daya tarik yang tak kan pernah lekang oleh waktu. Bagi para pemudik yang hobi kuliner ataupun hobi makan, tidak perlu khawatir. Sebab banyak makanan khas yang juga unik dari kota asal ibu Kepala Negara Ani Yudhoyono itu. Contohnya; lanting, geblek, clorot, dsb.
Anda merasa tertarik? Jika lewat Purworejo silahkan sempatkan diri dan keluarga Anda untuk mampir sejenak di sana. Dan dapatkan berbagai pengalaman mudik lebaran yang unik dan tak kan pernah terlupakan. Akhirnya saya ucapkan “Selamat Mudik, Selamat Lebaran” bagi Anda yang melaksanakannya. Selalu hati-hati dan tetaplah waspada selama perjalanan mudik Anda sekalian. Bagi pemudik dengan kendaraan pribadi, jika merasa lelah atau ngantuk sellama perjalanan silahkan lebih baik istirahat dulu sejenak. Patuhilah rambu-rambu lalu-lintas yang ada. Tak perlu ngebut, yang penting sampai tujuan dengan selamat, Amiin. Salam hangat buat Anda sekalian. Mari mudik sambut lebaran dengan suka cita, tapi jangan berlebih-lebihan! Silahkan berdoa terlebih dahulu mohon peerlindungan Allah SWT. Hehehe.
Minggu, 02 Januari 2011
Gunung Tugel dan keunikan nya (kutipan dari Blogger Purworejo)
Kabupaten Purworejo banyak mempunyai deretan perbukitan , mereka membentang dari timur kearah barat serta kearah selatan menuju gugusan bukit di wilayah propinsi DIY. Beberapa kecamatan yang punya dataran bukit misalnya kecamatan Bener , Kaligesing , Bagelen, Kemiri , Bruno , Pituruh. Bukit – bukit itu menjadi background nan indah bagi kota – kota disekitarnya.
Beberapa warga menyebut bukit itu dengan nama gunung. Seperti gunung tugel di kecamatan kutoarjo, padahal tidak ada satu ciripun dari bukit itu yang mengelompokkan dirinya masuk dalam jajaran gunung di Indonesia.
Bukit gunung tugel juga sedikit beda dari perbukitan lain , karena gunung ini membujur tunggal dari utara ke selatan sepanjang sekitar tiga kilometer dengan ketinggian dataran yang relatif rendah. Sedangkan sisi kiri kanannya adalah lembah vulkanis berupa sawah dan ladang. Jadi bukit ini malah mirip tanggul besar atau benteng kuno dari tanah.
Dinamai gunung tugel karena konon bukit ini dipotong oleh jalan raya , sehingga bukit ini terputus ( bahasa jawa : tugel. red ). Dan nama itu dipakai dari dulu hingga kini.
Gunung tugel menjadi bukit peneduh bagi kota Kutoarjo. Jika pagi hari banyak dijumpai warga melakukan aktivitas jogging atau sekedar cari udara pagi yang segar sambil jalan sehat. Memang kontur nya cocok untuk latihan endurance karena tersedia jalanan menanjak dan turunan ringan.
Bagi guru olahraga kawasan ini dijadikan latihan crosscountry bagi siswa didiknya . Kombinasi antara pemukiman , sawah dan bukit sangat ideal menggambarkan kondisi lintas alam. Jalur yang ditempuh biasanya dari kota ke timur menembus pemukiman desa Bandung Kidul atau depan SMU hingga selis terus menuju jalan dibawah bukit kearah barat , bisa turun dekat pasar atau lebih ke barat lagi turun dekat terminal.
Penggemar pramuka tidak mau ketinggalan memanfaatkan kawasan ini sebagai latihan survival . Sungai , persawahan , padang ilalang adalah secuil halangrintang yang harus ditaklukkan dalam latihan tersebut.
Tak ketinggalan angkatan darat juga menjadikan kawasan ini sebagai latihan keterampilan bertempur apalagi tak jauh dari gunung tugel ada lapangan latihan menembak. Dulu saat masih kecil suara letusan senapan latihan nyaris terdengar tiap sore , entahlah kalau sekarang …..
Bagaimana ..? Anda punya kenangan dengan kawasan ini …? Atau sekedar lihat hijaunya atau segarnya udara pagi , atau ingin menambah koleksi pengetahuan tentang Purworejo …silahkan !!
Kawedanan Kutoarjo , Bukti Sejarah Dan Kini….(kutipan dari Blogger Purworejo)
Menurut Wikipedia kabupaten Purworejo terbentuk atas gabungan dua wilayah yaitu wilayah pemerintahan Kutoarjo dan wilayah pemerintahan Bagelen yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda jauh sebelum masa kemerdekaan .
Bukti itu bisa kita lihat saat ini dengan masih berdirinya kantor pemerintahan di Kutoarjo yaitu kawedanan tempat kediaman pak wedono. Bangunan ini tampak terawat dengan taman yang tertata dan pendoponya yang nampak gagah .
Bukti itu bisa kita lihat saat ini dengan masih berdirinya kantor pemerintahan di Kutoarjo yaitu kawedanan tempat kediaman pak wedono. Bangunan ini tampak terawat dengan taman yang tertata dan pendoponya yang nampak gagah .
Komplek pemerintahan yang terdiri dari , bangunan hunian seperti rumah, kemudian pendopo disambung dengan dua buah kantor dengan satu jalan ditengah .
Bukti lain bahwa bangunan ini sempat menjadi pusat pemerintahan adalah jika kita tilik dari layout yang sangat bercirikan perkantoran jaman dulu . Yaitu kantor pemerintahan menghadap ke alun – alun dengan sebuah masjid di sisi barat alun – alun . Dua contoh kombinasi bangunan yang merupakan konsep keseimbangan hidup yang ingin diciptakan dan saat ini sudah sulit ditemukan terutama pada komplek perkantoran modern.
Kantor camat Kutoarjo sendiri tidak menggunakan fasilitas gedung ini sebagai pusat birokrasi , namun mendirikan bangunan baru disebelah utara sekitar setengah kilometer dari kawedanan .
Beberapa tahun lalu komplek ini pernah menjadi tempat berdirinya museum Tosan Aji sebelum museum dipindahkan ke Purworejo . Pemanfaatan lain adalah di pendopo yang sering digunakan sebagai tempat berlatih sebuah sanggar tari , perpustakaan umum , pementasan wayang kulit , juga aula berbagai kegiatan mulai halal bihalal, pesta perkawinan dan lain sebagainya.
Mungkin jika anda pernah bersekolah di Kutoarjo , tempat ini terasa tidak asing karena anak sekolah sering memanfaatkan pendopo sebagai tempat istirahat saat ada kegiatan dialun – alun ataupun saat pramuka . Dalam radius sekitar dua kilometer dari tempat ini memang bisa kita jumpai puluhan sekolah mulai TK , SD ,SMP , SMA , Politehnik sehingga saat ada kegiatan dialun – alun seperti porseni atau upacara bendera tempat ini bisa dibanjiri oleh pelajar. Seperti di bulan agustus , tempat ini biasanya ramai oleh berbagai kegiatan dalam rangka menyambut peringatan hari proklamasi kemerdekaan.
Kawedanan , alun –alun dan masjid seakan menjadi simbol kota kecil ini. Jika sore tiba tempat ini biasa ramai oleh warga yang bersantai mencari angin dengan bersepeda , jalan kaki atau memakai kendaraan bermotor .
Anda punya waktu luang …? silahkan singgah sebentar .
Jumat, 26 November 2010
Blackberry Comunity Angkatan 99 Smu N Kutoarjo
Komunitas angkatan 99 ada di blackberry networking , banyak hal 2 positif selama perjalanan 6 bulan komunitas ini berkumpul , dari pengumpulan donasi untuk merapi ,reuni , serta berbagai hal positif lain nya , jadi segeralah untuk bergabung .
Tentang Smu Negeri 2 Puroworejo
Sejarah Singkat
SMA Negeri 2 Purworejo
Nama SMA Negeri 2 Purworejo resmi dipakai mulai tahun 2004. Perubahan nama ini didasarkan pada SK. Ka.Dinas PdK Provinsi Jawa Tengah No. 425.3, tanggal 08 Januari 2004. Dengan nama baru ini masyarakat mengenalnya dengan SMANDA yang merupakan kependekan dari SMA Negeri 2 Purworejo.
SMA Negeri 2 Purworejo terletak di sebelah selatan gunung Tugel tepatnya di desa Bandung. Alamat yang dipakai sekolah ini adalah Jalan May. Jend S. Parman Kutoarjo Purworejo Jawa Tengah. Sekolah ini memiliki lingkungan belajar yang nyaman dan jauh dari kebisingan lalu lintas jalan raya dikarenakan lokasinya tidak terletak di pinggir jalan raya, akan tetapi masuk jalan desa Bandung sejauh 100 meter. Walaupun tidak terletak langsung di pinggir jalan raya dan kelihatan oleh pengguna jalan raya, di sekitar SMA Negeri 2 terdapat 4 sekolah swasta dan beberapa SMP baik negeri maupun swasta, sehingga cukup ramai anak-anak sekolah di lingkungan SMA Negeri2 ini.
Fasilitas
Fasilitas yang dimiliki sekolah ini terbilang lengkap untuk ukuran sekolah di daerah. Ruang kelas cukup, laboratorium Fisika, Kimia, Biologi, Bahasa, 2 buah laboratorium TI, dan ruang multi media. Fasilitas olah raga cukup lengkap, mulai dari lapangan sepak bola yang multi fungsi, lapangan basket dan tennis, dan gedung serba guna Graha Wiyata Krida yang bisa dimanfaatkan untuk olah raga siswa sekaligus masyarakat. Fasilitas sumber belajar lengkap dengan perpustakaan yang siap melayani kebutuhan siswa dan guru. Dari semua fasilitas yang dimiliki, keamanan dan kedamaian merupakan faktor utama yang dibangun dan selalu dikondisikan sejak sekolah ini berdiri.
Kebanggan dan rasa cinta seseorang terhadap unit kerja seseorang biasanya dilambangkan dengan prasasti atau monumen dan dijadikan sebagai ikon. Ikon SMA Negeri 2 Purworejo adalah patung Guru dan Siswa yang diletakkan di tengah tama sekolah. Adalah sesuatu yang luar biasa, jika sekolah atau insntasi tertentu memiliki ikon biasannya hanya pesan atau berupa hadiah dari pecintannya, sedangkan ikon SMA Negeri 2 Purworejo berbeda adanya. Ikon sekolah yang berupa patung Guru dan Siswa dirancang dan dibuat oleh warga sekolah sendiri. Adalah Bapak Ludono perancang dan pencipta patung sebagai ikon sekolah. Makna philosofi dari patung Guru dan Siswa adalah SMA Negeri 2 Purworejo adalah membimbing, melatih, mendidik, mengajari, menunjukkan,jalan kebenaran meraih cita-cita peserta didik dengan kasih sayang yang tiada henti. Makna itu jelas tercermin dari patung Guru dan Siswa sebagai ikon sekolah.
Sejak tahun 1980 sampai dengan tahun 2010, SMA Negeri 2 Purworejo telah mengalami pergantian kepala sekolah sebanyak 7 kali. Bapak Istadie Atmo menjabat kepala sekolah mulai berdirinya sekolah ini, 1 Februari 1980 – 22 Desember 1987. Yang ke dua adalah Drs. A Manungku (almarhum), 22 Desember 1987 – 03 Maret 1989. Mulai dari tanggal 03 Maret 1989- 01 November 1991, kepala sekolah dijabat oleh St. Winoto (almarhum). Drs. JP. Sardjono, yang menjadikan computerized-based di sekolah ini menjabat kepala sekolah mulai 18 Januari 1993 – 31 Oktober 1995. Kepemimpinan sekolah selanjutnya dijabat oleh H. Soebandi Supardi Djasman, S.Pd mulai 1 Oktober 1993 – 27 September 3003. Drs. Munif Afianto merupakan kepala sekolah termuda dan terpendek mas bhaktinya yaitu mulai 27 September 2003- 27 September 2004. Dari tanggal 27 September 2004 –sekarang, kepala sekolah jabat oleh Drs. Mohamad Budiman.
Langganan:
Postingan (Atom)